Kamis, 27 September 2012
Asas-asas Penilaian Psikomotor
William R. Lucck (dalam Hamalik,
2002: 205-206), mengemukakan bahwa penilaian harus berdasarkan asas-asas
sebagai berikut:
1.
Penilaian bersifat
kuantitas atau kualitas. Penilaian kualitatif berkenaan dengan mutu hasil
belajar. Penilaian kuantitatif berkenaan dengan banyaknya materi yang telah
dipelajari.
2.
Penilaian dilaksanakan
secara berkesinambungan. Penilaian dilakukan sejak awal proses belajar
dilanjutkan sepanjang proses berlangsung, dan diakhiri pada akhir pembelajaran.
Bahkan penilaian juga dilaksanakan pada tingkat pasca pembelajaran.
Kesinambungan pembelajaran disesuaikan dengan luasnya aspek-aspek yang dinilai.
Kesinambungan berarti penilaian itu dilakukan setiap saat dan dimana saja
berdasarkan kebutuhan dan minat siswa selama perkembangannya dalam berbagai
situasi kehidupan.
3.
Penilaian bersifat
keseluruhan. Penilaian dilakukan terhadap keseluruhan aspek pribadi siswa yang
mencakup aspek-aspek intelektual, hubungan sosial, sikap, watak, sifat
kepemimpinan, hubungan personal-sosial, moral tanggung jawab, dan semua
aktivitasnya, baik di dalam maupun di luar sekolah.
4.
Penilaian bersifat
obyektif. Penilaian ditujukan ke arah pemeriksaan perkembangan dan kemajuan
siswa dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan belajar. Penilaian diberikan
sebagaimana adanya siswa, tidak dipengaruhi oleh unsur-unsur emosi, hubungan
sosial tertentu atau sikap guru terhadap siswa. Pendeknya, subyektivitas guru
tidak berpengaruh terhadap hasil penilaian.
5.
Penilaian bersifat
kooperatif. Kegiatan penilaian adalah tanggung jawab bersama, baik para guru,
orang tua, siswa, maupun masyarakat. Jadi, penilaian itu merupakan hasil kerja
sama antara semua pihak yang terkait, baik di dalam lingkungan sekolah maupun
di luar sekolah.
Hasil Belajar Psikomotor Dapat Dibedakan Menjadi lima Tahap
Hasil
belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap yaitu: imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi. Imitasi
adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan
yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Contohnya seorang peserta didik
dapat menyalakan dan mematikan komputer dengan tepat karena pernah melihat atau
memperhatikan hal yang sama sebelumnya.
Manipulasi adalah kemampuan
melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat tetapi berdasarkan pada
pedoman atau petunjuk saja. Sebagai contoh seorang peserta didik dapat menyalakan
dan mematikan komputer dengan tepat hanya berdasarkan pada petunjuk guru atau
teori yang telah dibacanya.
Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan
melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk
kerja yang tepat. Contoh peserta didik dapat memasang komponen dan kabel tepat
pada tempatnya.
Kemampuan pada tingkat artikulasi adalah kemampuan
melakukan kegiatan yang komplek dan tepat sehingga hasil kerjanya merupakan
sesuatu yang utuh. Sebagai contoh, peserta didik dapat memasang semua komponen
dan kabel pada tempatnya hingga dapat mengoperasikannya. Dalam hal ini peserta
didik sudah dapat melakukan tiga kegiatan yang tepat, yaitu dapat menyalakan
dan mematikan serta dapat mengoperasikan dengan baik.
Kemampuan pada tingkat naturalisasi
adalah kemampuan melakukan kegiatan secara refleks yakni kegiatan yang
melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi.
Tiga Tingkat Hasil Belajar Psikomotor
Berkaitan dengan penilaian
psikomotor Chatib (2009:168-169) menjelaskan bahwa kompetensi ranah psikomotor meliputi
kompetensi yang dapat diraih dengan aktivitas yang memerlukan gerak tubuh atau
perbuatan, kinerja (performance), imajinasi, kreativitas dan karya-karya
intelektual. Mardapi (dalam Muslich 2011:145) menjelaskan bahwa ranah
psikomotor adalah mata pelajaran yang berorientasi pada keterampilan atau
gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik dan keterampilan tangan yang
mana memiliki enam tahap yaitu: gerakan
refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil
dan komunikasi nondiskursif.
Gerakan refleks adalah respons motorik atau
gerakan tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir. Gerakan dasar adalah gerakan
yang mengarah pada keterampilan komplek yang khusus. Kemampuan perseptual
adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motorik atau gerakan. Kemampuan fisik
adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan terampil. Gerakan terampil adalah
gerakan yang memerlukan belajar, seperti keterampilan dalam olah raga dan
merakit rangkaian elektronik. Komunikasi nondiskursif adalah kemampuan
berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.
Buttler & Dave (dalam Muslich
2011:146) membagi tiga tingkat hasil belajar psikomotor menjadi tiga yaitu: specific responding, motor chaining, rule
using. Pada tingkat specific
responding peserta didik mampu merespons hal-hal yang sifatnya fisik, (yang
dapat didengar, dilihat dan diraba), atau melakukan keterampilan yang sifatnya
tunggal, misalnya memegang solder, memegang bor. Pada motor chaining
peserta didik sudah mampu menggabungkan lebih dari dua keterampilan dasar
menjadi satu keterampilan gabungan, misalnya menyolder komponen, mengebor papan
PCB dll.
Pada tingkat rule using peserta didik sudah dapat menggunakan
pengalamanya untuk melakukan keterampilan yang kompleks, misalnya bagaimana
menyolder yang baik dan benar dengan alat dan bahan yang sama.
Sabtu, 22 September 2012
Kompetensi Psikomotor atau Kemampuan dari Kawasan Karsa
Cholik
(2008:14) kawasan karsa sebagai prediktor kinerja seseorang bersumber aspek psikis yang ada pada diri yang meliputi
harapan-harapan, keinginan-keinginan, ambisi-ambisi, cita-cita rencana
seseorang. Definisi untuk menunjukkan adanya
kondisi psikis yang potensial untuk diwujudkan dalam perilaku nyata atau
dengan kata lain latar belakang munculnya karsa dikarenakan adanya
kebutuhan-kebutuhan yang bersumber pada aspek kedirian untuk meraih suatu
sasaran yakni sasaran yang bermakna dan penting bagi dirinya. Karsa timbul
karena adanya ketegangan antara organisme dan evaluasi individual terhadap
keseluruhan lingkungan atau kegiatan. Ini berarti karsa tumbuh dan berkembang
pada diri seseorang, karena dihadapkan pada
kepentingan yang datang dalam diri dan lingkungannya. Yang datang dari
dalam dirinya: karena individu memiliki aspek-aspek
dinamik untuk meraih suatu cita-cita atau keinginan tertentu. Yang datang dari lingkungannya: dimungkinkan
faktor-faktor diluar dirinya yang mendorong dan menekan individu untuk
berbuat dan harus merubah dirinya.
Cholik
(2008:15) mengemukakan karsa merupakan pridiktor terbaik untuk melihat perilaku yang sebenarnya terjadi. Melalui karsa,
perilaku seorang dapat diketahui arah dan tujuan yang ingin dicapai,
dengan asumsi proses karsa pada diri seorang
biasanya dilandasi keyakinan akan konsekuensi dan sikap-sikap positif
pada perilaku alternatif, disamping nilai-nilai obyektif dan nilai subyektif
yang dikehendaki.Perkembangannya karsa pada diri seseorang berhubungan dengan
pertimbangan-pertimbangan tentang dampak positif maupun negatif yang berkaitan
dengan profesinya, baik yang berkaitan dengan citranya dan tingkat kesejahteraan
maupun aspek lain yang berkaitan dengan tanggapan masyarakat. Secara garis besar kawasan karsa terdiri atas dua
kategori yaitu kecakapan fisik umum dan kecakapan fisik khusus.
Kecakapan fisik umum direfleksikan dalam bentuk gerakan dan tindakan jasmani
seperti duduk, berdiri, berjalan, berjabat
tangan dan sebagainya yang tidak berhubungan langsung dengan aktifitas
pembelajaran. Perkembangannya karsa pada diri seseorang berhubungan dengan
pertimbangan-pertimbangan tentang dampak positif maupun negatif yang berkaitan
dengan profesinya, baik yang berkaitan dengan citranya dan tingkat
kesejahteraan maupun aspek lain yang berkaitan dengan tanggapan masyarakat. Secara garis besar kawasan karsa terdiri atas dua
kategori yaitu kecakapan fisik umum dan kecakapan fisik khusus.
Kecakapan fisik umum direfleksikan dalam bentuk gerakan dan tindakan jasmani
seperti duduk, berdiri, berjalan, berjabat
tangan dan sebagainya yang tidak berhubungan langsung dengan aktifitas
pembelajaran. Refleksi gerakan dan
tindakan ini sesuai dengan kebutuhan dan tata krama yang berlaku sebagai salah
satu wujud komitmen moral dalam mengembangkan mutu produk pendidikan yang
menjadi tugas dan kewajibannya.
Jumat, 21 September 2012
Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Psikomotor
1. Kelebihan
penilaian psikomotor diantaranya:
a. Guru
dapat secara langsung mengukur ketrampilan-ketrampilan dari peserta
didik dan bukan hanya dengan tes (paper
and pencil test) saja. Termasuk pula
penilaian keterampilan-keterampilan teori tingkat yang lebih tinggi dan
kebanyakan keterampilan-keterampilan psikomotor
b.
Dapat mempengaruhi cara belajar peserta didik
dimana peserta didik tidak hanya sekedar menghafal saja tetapi bagaimana
peserta didik diharapkan dapat
menunjukkan kemampuannya dalam menggunakan semua
keterampilan-keterampilannya sehingga mereka dapat mengingatnya dengan lebih
baik.
c.
Guru dapat mengukur proses kinerja
peserta didik dengan langkah demi langkah yang sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan.
2. Kekurangan
penilaian psikomotor diantaranya :
a. Waktu yang digunakan relatif
lama.
b. Adanya kecenderungan guru bersikap subjektif
sehingga dikhawatirkan penilaian kurang relevan.
Langganan:
Postingan (Atom)