Jumat, 21 September 2012

Perbandingan Hasil Belajar Kognitif,Afektif dan Psikomotor


Dalam praktik pembelajaran di sekolah saat ini, tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang afektif dan psikomotor. Hal ini tidak berarti bahwa bidang afektif dan psikomotor diabaikan atau bahkan tidak perlu dilakukan penilaian lagi. Mengapa demikian? Karena, ketiga ranah tersebut merupakan persyaratan keutuhan penilaian hasil belajar. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana menjabarkan tipe hasil belajar tersebut sehingga jelas apa yang seharusnya dinilai.
Tipe hasil belajar ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru nampak dalam kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku. Contoh-contoh hasil belajar ranah afektif dapat menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan nyata. Berikut ini tabel 2.1 perbandingan antara hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotor:


Tabel 2.1. Perbandingan antara Hasil Belajar Afektif dan Hasil Belajar  Psikomotor:

Hasil belajar afektif
Hasil belajar psikomotor
Kemauan untuk menerima pembelajaran
Peserta didik segera memasuki kelas/ LAB dan mempersipakan alat dan bahan praktek
Perhatian peserta didik terhadap apa yang dijelaskan guru
Peserta didik mencatat bahan pelajaran dengan baik dan sistematik
Penghargaan peserta didik terhadap guru
Peseta didik sopan, ramah, dan hormat kepada guru pada saat guru menjelaskan pelajaran.
Hasrat untuk bertanya kepada guru
Peserta didik mengankat tangan dan bertanya kepada guru mengenai bahan pelajaran yang belum jelas.
Kemauan untuk mempelajari pelajaran lebih lanjut
Peserta didik pergi keperpustakaan untuk belajar lebih lanjut atau meminta informasi kepada guru tentang buku lain yang harus dipelajari
Kemauan untuk menerapkan hasil pelajaran
Peserta didik melakukan latihan diri untuk memecahkan masalah berdasarkan konsep bahan yang telah diperolehnya atau menerapkannya dalam praktik kehidupan
Senang terhadap guru dan mata pelajaran yang diberikannya
Peserta didik akrab dan mau bergaul, mau berkomunikasi dengan guru, dan bertanya atau meminta saran bagaimana cara mempelajari mata pelajaran yang mudah dimengerti
                                                                                    Sumber: Muslich (2011:49)

Contoh lain yang dapat kita lihat yang berkaitan dengan penilaian psikomotor ini yaitu guru mengajarkan topik atau pokok bahasan “Rangkaian dasar elektronik” hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik untuk ketiga ranah (kognitif-afektif-psikomotor) pada akhir pembelajaran secara sederhana disajikan pada tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2 Hasil Belajar yang Diharapkan (Kognitif-Afektif-Psikomotor)
Kognitif
Afektif
Psikomotor
-          Menguasai materi dasar-dasar elektronika
-          Hasrat untuk mempelajari banyak tentang fungsi dan gejala yang timbul saat komponen mulai rusak dalam rangkaian elektronik
-          Merancang/ membuat suatu rangkaian elektronik sederhana.

Hasil belajar afektif dan psikomotor ada yang tampak pada saat proses pembelajaran berlangsung dan ada pula yang baru tampak kemudian (setelah pembelajaran diberikan) dalam praktik kehidupannya di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Itulah sebabnya, hasil belajar afektif dan psikomotor sifatnya lebih luas dan lebih sulit dipantau, namun memiliki nilai yang sangat berarti bagi kehidupan peserta didik sebab dapat secara lansung mempengaruhi perilakunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar