Gagne (dalam Muslich 2011:147)
berpendapat bahwa kondisi yang dapat mengoptimalkan hasil belajar keterampilan
ada dua macam, yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal. Untuk kondisi
internal dapat dilakukan dengan cara-cara seperti (a) mengingatkan kembali
bagian dari keterampilan yang sudah dipelajari, dan (b) mengingatkan prosedur
atau langkah-langkah gerakan yang telah dikuasai. Sementara itu, untuk kondisi
eksternal dapat dilakukan dengan (a) instruksi verbal, (b) gambar, (c)
demonstrasi, (d) praktik, dan (e) umpan balik. Dalam melatihkan kemampuan
psikomotor atau keterampilan gerak ada beberapa langkah yang harus dilakukan
agar pembelajaran mampu membuahkan hasil yang optimal.
Mills (dalam Muslich 2011:147)
menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam mengajar praktik yaitu: (a) menentukan
tujuan dalam bentuk perbuatan, (b) menganalisis keterampilan secara rinci dan
berurutan, (c) mendemonstrasikan keterampilan disertai dengan penjelasan
singkat dengan memberikan perhatian pada butir-butir kunci termasuk kompetensi
kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan bagian-bagian yang
sukar, (d) memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mencoba melakukan
praktik dengan pengawasan dan bimbingan, (e) memberikan penilain terhadap usaha
peserta didik.
Edwardes (dalam Sudrajat 2008)
menjelaskan bahwa proses pembelajaran praktik mencakup tiga tahap yaitu (a)
penyajian dari pendidik, (b) kegiatan praktik peserta didik dan (c) penilaian
hasil kerja peserta didik. Guru harus menjelaskan kepada peserta didik
kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Kompetensi
kunci merupakan kemampuan utama yang harus dimiliki seseorang agar tugas atau
pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara benar dan hasilnya optimal.
Sebagai contoh, dalam memukul bola,
kompetensi kuncinya yaitu kemampuan peserta didik menempatkan bola pada titik
ayun. Dengan cara ini, tenaga yang dikeluarkan hanya sedikit namun hasilnya
optimal. Contoh lain, dalam mengendorkan mur dari bautnya, kompetensi kuncinya
adalah kemampuan peserta didik memegang kunci pas secara tepat yakni di ujung
kunci. Dengan cara ini tenaga yang dikeluarkan untuk mengendorkan mur jauh
lebih sedikit bila dibandingkan dengan pengendoran mur dengan cara memegang
kunci pas yang tidak tepat. Dalam proses pembelajaran keterampilan, keselamatan
kerja tidak boleh dikesampingkan, baik bagi peserta didik, bahan, maupun alat.
mohon kirim lewart email mas... saya butuh tulisan sampean ni buat referensi saya....
BalasHapustunggu d emailnya yah!!! smoga bermanfaat..
BalasHapusMohon penjelasan angket penilaian afektif dan angket validasi penilaian kognitif sumber : modifikasi dari akbar (2013:78). Terima kasih
BalasHapus