Jumat, 06 Mei 2011

PENILAIAN KINERJA

Asesmen kinerja dapat digunakan sebagai alternatif dari tes yang selama ini banyak digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik di persekolahan. Dengan asesmen kinerja ini, diharapkan proses pengukuran hasil belajar tidak lagi dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak menarik dan bukan merupakan bagian yang terpisah dari proses pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan asesmen kinerja menjadi penting dalam proses pembelajaran karena dapat memberikan informasi lebih banyak tentang kemampuan peserta didik dalam proses maupun produk, bukan sekedar memperoleh informasi tentang jawaban benar atau salah saja.

Atas dasar inilah maka penggunaan asesmen kinerja dari tes kertas dan pensil merupakan kebutuhan yang mendesak untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran dan penilaian yang memenuhi standar nasional pendidikan.
Pada dimensi lain, Mansyur (2009) berpendapat bahwa penggunaan penilaian berdasarkan pendekatan konvensional seperti penggunaan tes terstandar layaknya tes tertulis (essay) dan pilihan ganda belum memberikan gambaran yang lengkap /komprehensip tentang kemampuan individu yang dinilai. Oleh karena itu, penilaian kinerja menjadi alternatif untuk mengungkap secara utuh kemampuan individu tersebut dan sangat cocok dterapkan dalam penilaian di kelas.
W.J Pophan ( 1995) , pengamatan-pengamatan yang informal pada umumnya melibatkan pengamatan para guru hanya satu bagian dari suatu perilaku yang kompleks, sedangkan penilaian-penilaian kinerja pada umumnya melibatkan pengamatan atas seluruh perilaku-perilaku yang kompleks. Sebagai tambahan, pengamatan-pengamatan yang informal pada umumnya dilaksanakan sebagai penilaian yang berkembang , sedangkan penimbangan prestasi lebih pada umumnya digunakan sebagai penilaian-penilaian sumatif., dan terkadang kedua jenis penilaian tersebut akan tumpang tindih .
Dari paparan di atas maka dapat dikatakan bahwa penilaian kinerja adalah salah satu alternatif penilaian yang tergolong tradisional. Selama penilaian kinerja, para siswa itu diminta untuk menyelesaikan beberapa aktivitas dan diamati oleh guru dan kadang-kadang guru mengarahkan siswa untuk melaksanakan dan melengkapi tugasnya. Guru juga memfokuskan penilaian hasil dari aktivitas siswa.
JENIS-JENIS PENILAIAN KINERJA
Jenis penilaian kinerja dibedakan atas 3 dimensi.
• Dimensi yang pertama membedakan antara proses dengan produk
• Dimensi kedua melibatkan antara pengaturan-pengaturan yang nyata dengan yang tidak nyata.
• Dimensi ketiga melibatkan pengaturan yang tersusun secara alami.
Oosterhof (2001)

Untuk mengevaluasi apakah penilaian kinerja sudah dianggap berkualitas baik, terdapat tujuh kriteria yang harus diperhatikan yaitu:
1. Generability, semakin dapat digeneralisasikan dengan tugas-tugas lain , maka semakin baik tugas tersebut
2. Authenticity, tugas yang diberikan harus sesuai dengan apa yang sering dihadapinya dalam praktek kehidupan sehari-hari
3. Multiple, tugas yang diberikan sudah mengukur lebih darisatu kemampuan-kemampuan yang diinginkan.
4. Teachability, tugas yang diberikan dalam penilaian keterampilan atau penilaian kinerja adalah tugas-tugas yang relevan dengan yang diajarkan guru.
5. Fairness, tugas yang diberikan harus adil untuk semua peserta tes
6. Feasibility, harus relevan untuk dapat dilaksanakan mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan, waktu, atau peralatannya.
7. Scorability, dapat diskor dengan akurat dan reliabel.

KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN PENILAIAN KINERJA

Keuntungan-keuntungan dalam penilaian kinerja
Keuntungan yang paling penting dari penilaian kinerja adalah guru dapat secara langsung mengukur ketrampilan-ketrampilan dari siswa dan bukan hanya dengan tes (paper and pencil test) Saja. Termasuk pula penilaian ketrampilan-ketrampilan teori tingkat yang lebih tinggi dan kebanyakan ketrampilan-ketrampilan psychomotor
Keuntungan yang kedua dari penilaian kinerja adalah dapat mempengaruhi cara belajar siswa dimana siswa tidak hanya sekedar menghapal saja tetapi bagaimana siswa diharapkan dapat menunjukkan kemampuannya dalam menggunakan semua keterampilan-keterampilannya sehingga mereka dapat mengingatnya dengan lebih baik.
Keuntungan ketiga dari penilaian kinerja ini adalah guru dapat mengukur proses kinerja siswa langkah demi langkah yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Kekurangan – kekurangan dalam penilaian kinerja
 Masalah dalam instrumen tidak jelas, sukar digunakan
 Masalah prosedural: kemampuan terlalu banyak, rata-rata hanya satu orang
 Penskoran cederung bias atau subjektif
 Waktu penilaian tidak memadai Penilaian kurang obyektif
 Kurang andal dalam pemberian angka
 Tidak semua siswa mempunyai minat yg sama dalam kegiatan/proses kinerja pada topik tertentu
LANGKAH-LANGKAH DALAM MEMBUAT PENILAIAN KINERJA
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat penilaian kinerja antara lain:
1. Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan yang akan mempengaruhi hasil akhir
2. Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik.
3. Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak, sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
4. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati
5. Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati.

METODE DAN CONTOH MENILAI PENILAIAN KINERJA
Dalam penilaian kinerja dapat digunaklan 2 pendekatan, yaitu (1) metode holistic dan (2) metode analytic.
Metode holistic digunakan apabila para penskor (rater) hanya memberikan satu buah skor atau nilai (single rating) berdasarkan penilaian mereka secara keseluruhan dari hasil kinerja siswa. Sedfangkan metode analityc para penskor (rater) memberikan penilaian (skor) pada berbagai aspek yang berbeda yang berhubungan dengan kinerja yang dinilai.
Dalam penskoran kinerja dengan metode analityc antara lain dapat menggunakan checklists dan rating scales.
1. Checklists
Penskoran yang menggunakan checklists merupakan cara yang paling sederhana . Melalui cara penskoran ini kriteria kemampuan tertentu siswa atau produk yang dihasilkan siswa dapat diamati oleh penskor, siswa akan mendapat nilai jika ia mengerjakan tahapan tertentu dari tugas yang diberikan dan apabila tidak maka siswa tersebut tidak mendapat nilai.
Tabel 1. Instrumen penilaian berpidato dengan menggunakan cheklis
Nama : Akbar
Petunjuk:
Tuliskan centang (√ ) di belakang hurup dimana kemampuan siswa teramati pada waktu berpidato, tpi berikut ini masih perlu di lengkapi dengan rubrik penilaian, tergantung aspek-aspek apa yang akan dinilai, secara sederhana seperti berikut:
1. Ekspresi Fisik
 A. Berdiri tegak melihat pada penonton
 B. Merubah ekspresi wajah sesuai dengan perubahan pernyataan yang disajikan
 C. Mata melihat kepada penonton
2. Ekspresi Suara
 A. Berbicara dengan kata-kata yang jelas
 B. Nada suaranya berubah-ubah sesuai pernyataan yang ditekankan
 C. Berbicara cukup keras untuk didengar oleh penonton
3. Ekspresi Verbal
 A. Memilih kata-kata yang tepat untuk menegaskan arti
 B. Tidak mengulang-ulang pernyataan
 C. Menggunakan kalimat yang lengkap untuk mengutarakan satu pikiran
 D. Menyimpulkan pokok-pokok pikiran yang penting


2. Rating Scale
Penilaian kemampuan kinerja dengan cara lain adalah dengan menggunakan rating scale. Rating scale memberikan lebih dari dua kategori penilaian
Tabel 2. Instrumen penilaian berpidato dengan menggunakan numerical rating skale
Nama : Akbar
Petunjuk:
Untuk setiap kemampuan berilah lingkaran pada nomor
1. Bila siswa selalu melakukan
2. Bila kadang-kadang
3. Bila jarang
4. Bila tidak pernah

• Ekspresi Fisik
A. Berdiri tegak melihat pada penonton
1 2 3 4
B. Merubah ekspresi wajah sesuai dengan perubahan pernyataan yang disajikan.
1 2 3 4
C. Mata melihat kepada penonton
1 2 3 4
• Ekspresi Suara
A. Berbicara dengan kata-kata yang jelas
1 2 3 4
B. Nada suaranya berubah-ubah sesuai pernyataan yang ditekankan
1 2 3 4
C. Berbicara cukup keras untuk didengar oleh penonton
1 2 3 4
• Ekspresi Verbal
A. Memilih kata-kata yang tepat untuk menegaskan arti
1 2 3 4
B. Tidak mengulang-ulang pernyataan
1 2 3 4

C. Menggunakan kalimat yang lengkap untuk mengutarakan satu pikiran
1 2 3 4
D. Menyimpulkan pokok-pokok pikiran yang penting
1 2 3 4

BEBERAPA BENTUK PENILAIAN KINERJA
Dalam aplikasi di lapangan beberapa penilaian dapat juga dikategorikan ke dalam penilaian kinerja. Penilaian kinerja yang menghasilkan suatu benda (produk) lebih spesifiknya dinamakan penilaian produk (product assessment).
Ada pula yang berbentuk tugas yang harus diselesaikan dalam periode tertentu, penilaian kinerja semacam itu disebut sebagai penilaian projek (product assessment).
1. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian hasil karya siswa yang berbentuk suatu benda. Benda tersebut dapat terbuat dari kain, kertas, logam,kayu, plastik, keramik, dan hasil karya seni seperti lukisan, gambar, dan patung.
Penilaian produk biasa dilakukan pada mata pelajaran kerajinan tangan dan kesenian, menggambar dan mata pelajaran produktif di sekolah kejuruan.
2. Penilaian Projek
Salah satu bagian dari penilaian kerja adalah penilaian projek. Projec didefinisikan sebagai tugas yang harus diselesaikan dalam periode tertentu. Tugas yang dimaksud adalah suatu investigasi sejak dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, hingga penyajian data, sedangkan periode untuk menyelesaikannya, misalnya selama dua minggu, satu bulan, satu semester, atau lebih.
Penilaian projek juga dilakukan pada proses dan produk akhir dari tugas tersebut, baik pada proses maupun produk, penilaian difokuskan ketika sedang merencanakan, membuat spesifikasi, mencatat, dan mengestimasi.



Bahrul H.  2008.   Prinsip-prinsip dan Strategi Penilaian di kelas: Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional
 Hari S. 2008         Penilaian Kinerja: Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional
 Mansyur . 2010.    Membangun Sistem Asesmen yang Berkeadilan, Transparan, dan Bermakna ( Tinajuan dalam Proses Pendidikan).Orasi pengukuhan Guru Besar UNM
 Mansyur . 2009.    Asesmen Pembelajaran di Sekolah . Multi Pressindo. yogyakarta
 W.J. Popham. 1995     Classroom Assessement: What Teachers Need to Know.
                              Allyn & Bacom A Simon & Schuster Company Needham Heights,Mass
 Yani Kusmarni.  2010  Asesmen Kinerja Suatu Penilaian Alternatif dalam Pembelajaran Sejarah untuk Menghadapi Tantangan Globalisasi. Diakses tanggal 26 November 2010 dari http://www.yahoo.com/Assessmen

1 komentar: