Sabtu, 14 Mei 2011

Pembelajaran Kooperatif Metode Group Investigation

          Group Investigationn merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT


Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.

Sabtu, 07 Mei 2011

POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN


Selayan Pandang
Biasanya para peneliti tidak dapat menyelidiki seluruh populasi siswa atau pendidik. Mereka harus membatasi penyelidikan pada sampel yang lebih kecil. Di antara keputusan yang paling penting yang dihadapi peneliti adalah pemilihan sampel subyek yang mewakili populasi yang dapat menggeneralisasi temuan penelitian. Para peneliti sering membuat kesalahan dalam memilih sampel. Tiga kesalahan utama yang dibahas. Anda akan diberikan prosedur untuk menggunakan berbagai teknik sampling dan alasan mereka.
Karena penelitian pendidikan harus dilakukan dengan sampel relawan, maka karakteristik relawan dibahas bersama dengan saran-saran untuk menginterpretasikan data yang dikumpulkan pada sampel penelitian tersebut. Selanjutnya, anda dihadapkan dengan sejumlah faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan berapa banyak subjek yang Anda harus dimasukkan dalam desain riset Anda. Karena keinginan peneliti pendidikan adalah bahwa sebagai besar temuan memiliki dampak di bidang pendidikan, sehingga sangat penting bahwa pertimbangan serius diberikan dengan prosedur sampling. Setelah keputusan dibuat sehubungan dengan sampling. Tingkat generalisasi untuk menemukan siswa dan pendidik lainnya, maka yang termasuk dalam proyek yang sebenarnya juga tetap.
lebih lengkapnya silahkan klik
http://www.ziddu.com/download/14899470/POPATIONSANDSAMPLES.pdf.doc.html

Jumat, 06 Mei 2011

PENGANTAR ANALISIS REGRESI


A.    Pengertian Regresi

Secara umum ada dua macam hubungan antara dua variabel atau lebih, yaitu bentuk hubungan dan keeratan hubungan. Untuk mengetahui bentuk hubungan digunakan analisis regresi. Untuk keeratan hubungan dapat diketahui dengan analisis korelasi. Analisis regresi dipergunakan untuk menelaah hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna, atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks. Jika X1, X2, … , Xi adalah variabel-variabel independen dan Y adalah variabel dependen, maka terdapat hubungan fungsional antara X dan Y, di mana variasi dari X akan diiringi pula oleh variasi dari Y. Secara matematika hubungan di atas dapat dijabarkan sebagai berikut: Y = f(X1, X2, …, Xi, e), di mana : Y adalah variabel dependen, X adalah variabel independen dan e adalah variabel residu (disturbance term).
Berkaitan dengan analisis regresi ini, setidaknya ada empat empat kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam analisis regresi, diantaranya: (1) mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris, (2) menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh variasi variabel independen, (3) menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan  atau tidak, dan (4) melihat apakah tanda dan magnitud dari estimasi parameter cocok dengan teori (M. Nazir, 1983). selengkapnya http://www.ziddu.com/download/14889620/ANALISIS-REGRESI.doc.html

PENILAIAN KINERJA

Asesmen kinerja dapat digunakan sebagai alternatif dari tes yang selama ini banyak digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik di persekolahan. Dengan asesmen kinerja ini, diharapkan proses pengukuran hasil belajar tidak lagi dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak menarik dan bukan merupakan bagian yang terpisah dari proses pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan asesmen kinerja menjadi penting dalam proses pembelajaran karena dapat memberikan informasi lebih banyak tentang kemampuan peserta didik dalam proses maupun produk, bukan sekedar memperoleh informasi tentang jawaban benar atau salah saja.

PENILAIAN OTENTIK

Penilaian Otentik
1. Pengertian Penilaian Otentik
Sesuai dengan karakteristiknya penerapan kurikulum 2004 diiringi oleh sistem penilaian sebenarnya, yaitu penilaian berbasis kelas. Pendekatan penilaian itu disebut penilaian yang sebenarnya atau penilaian otentik (authentic assesment) (Nurhadi, 2004: 168).
Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai (Nurhadi, 2004: 172).

MENINGKATKAN PENILAIAN GURU

A. Penilaian
1. Pengertian Penilaian
Penilaian sering disamakan artinya dengan evaluasi. Sebenarnya istilah penilaian adalah alih bahasa dari istilah assesment, bukan alih bahasa dari istilah evaluation (evaluasi). Kedua istilah ini (penilaian/assesment dan evaluasi/evaluation) sebenarnya memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu. Adapun perbedaannya terletak pada konteks penggunaannya. Penilaian (assesment) digunakan dalam konteks yang lebih sempit dan biasanya hanya dilaksanakan secara internal yakni oleh orang-orang yang terlibat dalam sistem yang bersangkutan. Adapun evaluasi digunakan dalam konteks yang lebih luas dan biasanya terhadap suatu program baik level terbatas maupun pada level yang lebih luas (Santoso, 2004).

PENILAIAN INFORMAL

Pengertian penilaian informal
Penilaian informal melibatkan interaksi dalam ruangan kelas ketika para guru menilai perilaku siswa-siswa mereka. Ketika seorang guru mengililingi ruangan mengecek siswa yang sedang mengerjakan tugas mereka, mengamati seorang siswa membaca sebuah paragraf dengan nyaring, atau mengamati tiga siswa yang bekerja secara kooperatif pada sebuah proyek kelas, maka dapat dikatakan bahwa guru tersebut sedang melakukan penilain informal. Penilaian informal juga termasuk ketika guru bertanya kepada siswa dan memperhatikan tanggapan siswa.

PENILAIAN PORTOFOLIO

A. Arti Penting Portofolio
Evaluasi hasil pembelajaran lazimnya dilakukan oleh pihak dalam (guru). Akan tetapi, mungkin pula evaluasi dilakukan oleh pihak luar (misalnya pemerintah), Pihak luar perlu menilai untuk keperluan penentuan mutu dan untuk kriteria penyaringan. Di samping itu, guru memerlukan dukungan dari pihak luar untuk menentukan ukuran atau standar kompetensi, dalam rangka menyesuaikan pembelajarannya dengan kebutuhan masyarakat luas. Pihak dalam perlu mengadakan penilaian untuk membuat keputusan tentang pembelajaran; misalnya: dalam hal apa pembelajaran perlu diperbaiki, siswa mana yang memerlukan tambahan bantuan, seberapa jauh hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dalam kurikulum, dirumuskan dalam rencana pembelajaran, dan sebagainya.

PENILAIAN HASIL BELAJAR AFEKTIF


A.    Alasan Asesmen Afektif
Menurut Stiggins (1994) asesmen  afektif sangat penting dilakukan karena dua alasan:
1. Aspek afektif sebagai suatu hasil pengajaran
2. Aspek afektif berkaitan dengan achievment
B.     Prinsip Dasar Mengases Aspek Afektif
Penilaian afektif agar bermanfaat seperti penilaian prestasi akademik harus ada target yang jelas dan metode yang cocok(Stiggins:1994).
Penilaian afektif agar menjadi penilaian yang berkualitas harus memperhatikan hal-hal berikut:
1.   Mulai dengan suatu visi yang jelas dari hasil belajar afektif yang akan dinilai
2.   Menyusun tujuan yang jelas
3.   Menggunakan metode yang baik
4.   Sampel yang tepat
5.   Mengendalikan gangguan luar
C.    Tingkatan Belajar Afektif
Tingkatan afektif menurut Krathwohl(1961) memiliki tingkatan sebagai berikut :
1.      Tingkat Receiving
Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki keinginan memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus, misalnya kelas, kegiatan, musik, buku, dan sebagainya. Tugas pendidik mengarahkan perhatian peserta didik pada fenomena yang menjadi objek pembelajaran afektif.

Rabu, 04 Mei 2011

JENIS OBSERVASI PARTISIPAN,NON PERTISIPAN,SISTEMIK,NONSISTEMIK,EXPERIMENTAL DAN NONEXPERIMENTAL


  1. Observasi Partisipan
Observasi Partisipan adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan diobservasi. Observer berlaku sungguh-sungguh seperti anggota dari kelompok yang akan diobservasi. Apabila observer hanya melakukan pura-pura berpartisipasi dalam kehidupan orang yang akan diobservasi tersebut dinamakan Quasi Partisipant Observation. Dalam observasi partisipan perlu diperhatikan beberapa hal untuk meningkatkan kecermatan. Pertama adalah persoalan pencatatan yang harus dilakukan diluar pengetahuan orang-orang yang sedang diamati.

OBSERVASI SEHARI-HARI,ILMIAH DAN SEBAGAI ALAT PSIKODIAGNOSTIK


1.        Observasi Sehari-hari
Sebenarnya observasi merupakan sutu proses yang alami, bahkan munkin kita sering melakukannya, baik secara sadar maupun tidak sadar di dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam kelas, guru sering melihat, mengamati, dan melakukan interpretasi. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita sering mengamati orang lain.Pentingnya observasi dalam kegiatan evaluasi pembelajaran mengharuskan guru untuk memahami lebih jauh tentang judgement, bertindak secara reflektif, dan menggunakan komentar orang lain sebagai informasi untuk membuat judgement yang lebih reliabel.

Selasa, 03 Mei 2011

OBSERVASI NARASI

A. Pengertian observasi dapat dirumuskan (Junaidi Wawan.2009.)sebagai berikut:
Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Cara atau metode tersebut dapat juga dikatakan dengan menggunakan teknik dan alat-alat khusus seperti blangko-blangko, chelist atau daftar isian yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian secara garis besar teknik observasi dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Structured or controlled observation (observasi yang direncanakan, terkontrol)
2. Unstructured or informal observation (observasi informasi atau tidak direncanakan terlebih dahulu).
Pada structured observation, biasanya pengamat menggunakan blangko-blangko daftar isian yang tersusun, dan didalamnya telah tercantum aspek-aspek ataupun gejala-gejala apa saja yang perlu di perhatikan pada waktu pengamatan itu dilakukan. Adapun pada unstructured observation, pada umumnya pengamat belum mengetahui atau tidak mengetahui sebelumnya tentang apa yang harus dicatat dalam pengamatan itu.

JENIS OBSERVASI PARTISIPAN,NON PERTISIPAN,SISTEMIK,NONSISTEMIK,EXPERIMENTAL DAN NONEXPERIMENTAL


  1. Observasi Partisipan
Observasi Partisipan adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan diobservasi. Observer berlaku sungguh-sungguh seperti anggota dari kelompok yang akan diobservasi. Apabila observer hanya melakukan pura-pura berpartisipasi dalam kehidupan orang yang akan diobservasi tersebut dinamakan Quasi Partisipant Observation. Dalam observasi partisipan perlu diperhatikan beberapa hal untuk meningkatkan kecermatan. Pertama adalah persoalan pencatatan yang harus dilakukan diluar pengetahuan orang-orang yang sedang diamati. Pencatatan yang diketahui akan menimbulkan kecurigaan bahwa pencatat bukan anggoa kelompok tersebut. Bilaman terjadi hal seperti itu kerap kali obyek yang diamati akan bertingkah laku tidak wajar karena mengetahui mereka sedang diamati. Kemungkinan ingkah lakunya dibuat-buat supaya dicatat sebagai tingkah laku yang baik atau sebaliknya dibuat-buat agar dikategorikan buruk.  
  1. Observasi Non Partisipan  
Observasi Non Partisipan adalah dimana observer tidak ikut di dalam kehidupan orang yang akan diobservasi, dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat. Di dalam hal ini observer hanya bertindak sebagai penonton saja tanpa harus ikut terjun langsung ke lapangan.
  1. Observasi Sistematik
Observasi Sistematik adalah observasi yang diselenggarakan dengan menentukan secara sistematik faktor-faktor yang akan diobservasi lengkap dengan kategorinya. Dengan kata lain wilayah materi observasi telah dibatasi secara tegas sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Umumnya observasi sistematik dilakukan dalam jangka waktu pendek. Oleh karena itu agar terkumpul data sebanyak mungkin, maka observasi ini memerlukan lebih dari seorang observer dan bilamana dimungkinkan dilengkapi pula dengan penggunaan alat pecatat mekanik (elektronik) meskipun ditinjau dari sudut pembiyaan yang biasanya cukup mahal.
  1. Observasi Non Sistematik
Observasi Non Sistematik adalah observasi yang dilakukan tanpa terlebih dahulu mempersiapkan dan membatasi kerangka yang akan diamati.
  1. Observasi Eksperimental
Observasi Eksperimental adalah dengan sengaja menimbulkan gejala tertentu untuk dapat diobservasi. Pengembangan metode ini makin lama makin intensif karena ternyata memang sangat besar kegunaanya. Dalam observasi ini dilakukan usaha mengendalikan unsur-unsur tertentu di dalam situasi yang akan diamati. Dengan kata lain situasi ini diatur sesuai dengan tujuan penelitian, untuk menghindari, atau mengurangi timbulnya faktor-faktor lain yang tidak diharapkan mempengaruhi situasi itu.
Observasi Eksperimental juga memiliki ciri-ciri yaitu,
a. Observer mambuat sesuatu perangsang berupa suatu situasi yang sengaja diselenggarakan di lingkungan obyek yang akan diobservasi.
b.      Situasi perangsang itu harus memungkinkan terdapat variasi gejala yang timbul.
c.   Observer harus diusahakan tidak mengetahui maksud sebenarnya dari observasi atau sekurang-kurangnya tentang maksud pengendalian faktor-faktor tersebut di atas.
d.  Alat pencatat harus dipilh yang benar-benar mampu membuat catatan yang teliti mengenai gejala-gejala yang timbul.
  1. Observasi Non Eksperimental
Observasi Non Eksperimental adalah observasi yang dilakukan dengan tidak menimbulkan gejala-gejala tertentu agar dapat diamati.

ShoutMix chat widget